Rabu, 26 Agustus 2015

7 Ancaman Terbesar Lingkungan

Ancaman bagi lingkungan semakin banyak setiap waktunya. Tetapi, tahukah Anda bahwa ada tujuh ancaman terbesar bagi lingkungan di sekitar kita. Beragam ancaman lingkungan bumi bisa jadi mengikutsertakan dampak aktivitas manusia terhadap planet kita ini. Apa saja ancaman tersebut?
1. Populasi manusia dan polusi
Populasi dunia yang terus tumbuh tampak seperti ancaman jelas bagi lingkungan. Ancaman lebih besar jauh lebih kompleks dan tidak terkait secara langsung dengan karbon, tetapi terkait dengan sistem persediaan dan permintaan.
Konsumen menyerahkan permintaan yang terus meningkat pada sumber alam bumi sebagaimana dengan meningkatnya populasi tahun ke tahun. Permintaan ini menyebakan polusi dan limbah yang terjadi pada aktivitas manusia sehari-hari.
Contoh utama permintaan konsumen lebih tinggi dapat ditemukan di industri perikanan, di mana hidup dunia kelautan terus dipanen tanpa tersedianya metode terbarukan eksplorasi yang dapat dilakukan. Konsumen juga bertanggung jawab melalui industri untuk ratusan bahan kimia berbahaya yang digunakan dalam produksi beragam produk. Logam berat mampu mengkontaminasi tanah, air, dan udara.
2. Perubahan bumi
Perubahan iklim mayor yang terakhir adalah jaman es dan dunia berada di akhir terjadinya bencana tersebut. Hasilnya adalah peningkatan suhu dan mencairnya glasier dan topi es polar. Banyak ilmuwan tak setuju bahwa pemanasan global merupakan hasil dari aktivitas manusia semata yang disebabkan polusi, lebih dari itu dapat menyebabkan badai besar, sunami, gempa bumi, banjir, dan nyala api matahari.
Gambaran pemikiran bumi berubah sebagai hasil dari proses alami yang ditemukan di planet yang hidup berkembang dan mataharinya. Sementara penyebab pemanasan global masih kontroversial, kedua sisi setuju bahwa perubahan bumi merupakan ancaman lingkungan yang nyata bagi dunia sebagaimana yang Anda tahu.
3. Deforestasi
Ketika wilayah kehilangan keanekaragaman hayatinya, hal tersebut menjadikan elemen lingkungan lainnya rentan. Deforestasi mengganggu keseimbangan sistem ekologi alami di wilayah tersebut di mana hutan telah ditebang. Produksi makanan dapat berdampak karena kekeringan dan erosi yang langsung terkait dengan hilangnya hutan.
4. Kemunduran ozon
Bahan kimia dan polutan CFC (chlorofluorocarbons) diciptakan oleh industri dan pertanian. Hal tersebut berdampak negatif terhadap lapisan ozon. Kurangnya penegakan hukum yang ketat untuk mencegah penggunaan campuran polutan tersebut. Selain itu, pemerintah dunia tetap mengijinkan beragam polutan ke lingkungan menghalangi pemulihan lapisan ozon.
5. Hujan asam
Hujan asam diciptakan dari kelebihan asam sulfur dan nitrit yang dipompakan ke atmosfer, sungai, lautan, dan pulau. Sedangkan hujan asam merupakan produk sisa proses salami pembusukan sayuran dan aktivitas gunung berapi, krisis saat ini datang secara langsung dari pembakaran bahan bakar bensin. Air menjadi racun ketika hujan asam bercampur dengan lautan atau danau dengan kualitas menyerap yang menyebabkan air menyerap tanah-berdasar aluminium dan meracuni tanaman air dan kehidupan laut.
6. Zona mati di lautan
Sumber berbahaya akibat nitrogen berlebihan yang dibuang ke dalam lautan dapat ditelusuri kembali ke praktek pertanian (pemupukan tanaman pertanian, rumput, dan kerbun). Hasil tersebut telah menciptakan lebih dari 160 zona mati di seluruh lautan dunia.
Ekosistem lautan tergantung dari proses organik bahan lautan yang dikenal dengan fitoplankton, yang ditemukan pada permukaan lautan. Hal ini akhirnya merusak dan penyaring bagian bawah lautan yang dipecah lebih jauh oleh bakteri dasar laut. Proses tersebut disebut respirasi bakteri.
Ketika terlalu banyak nitrogen yang diberikan ke fitoplankton seperti tanaman yang dipupuk, akan menyebabkan kelebihan produksi. Bakteri tidak mampu memecah plankton cukup cepat dan proses kimia yang mengkonversi karbondiksida menjadi oksigen tidak dapat mengikuti. Oksigen tersebut digunakan lebih cepat daripada dihasilkan. Plankton tersebut tersedak keluar aliran air dan oksigen sehingga kehidupan kelautan dan tanaman mati karena kekurangan oksigen.
7. Punahnya spesies
Tahun 2010, tingkat kehilangan yang diperkirakan lebih dari seribu kali dari tingkat normal. Strategi pelestarian yang lebih baik dan undang-undang diperlukan untuk menjaga spesies. Polusi yang disebabkan manusia dan perambahan tanah oleh pengembang menyebabkan berkurangnya tempat tinggal beragam  mahluk hidup.
Kini saatnya, kita memperkecil dampak ancaman lingkungan di bumi ini demi generasi selanjutnya.

Sumber: matoa.org dari lovetoknow.com