Ancaman bagi lingkungan semakin banyak setiap waktunya. Tetapi,
tahukah Anda bahwa ada tujuh ancaman terbesar bagi lingkungan di sekitar
kita. Beragam ancaman lingkungan bumi bisa jadi mengikutsertakan dampak
aktivitas manusia terhadap planet kita ini. Apa saja ancaman tersebut?
1. Populasi manusia dan polusi
Populasi dunia yang terus tumbuh tampak seperti ancaman jelas bagi
lingkungan. Ancaman lebih besar jauh lebih kompleks dan tidak terkait
secara langsung dengan karbon, tetapi terkait dengan sistem persediaan
dan permintaan.
Konsumen menyerahkan permintaan yang terus meningkat pada sumber alam
bumi sebagaimana dengan meningkatnya populasi tahun ke tahun.
Permintaan ini menyebakan polusi dan limbah yang terjadi pada aktivitas
manusia sehari-hari.
Contoh utama permintaan konsumen lebih tinggi dapat ditemukan di
industri perikanan, di mana hidup dunia kelautan terus dipanen tanpa
tersedianya metode terbarukan eksplorasi yang dapat dilakukan. Konsumen
juga bertanggung jawab melalui industri untuk ratusan bahan kimia
berbahaya yang digunakan dalam produksi beragam produk. Logam berat
mampu mengkontaminasi tanah, air, dan udara.
2. Perubahan bumi
Perubahan iklim mayor yang terakhir adalah jaman es dan dunia berada
di akhir terjadinya bencana tersebut. Hasilnya adalah peningkatan suhu
dan mencairnya glasier dan topi es polar. Banyak ilmuwan tak setuju
bahwa pemanasan global merupakan hasil dari aktivitas manusia semata
yang disebabkan polusi, lebih dari itu dapat menyebabkan badai besar,
sunami, gempa bumi, banjir, dan nyala api matahari.
Gambaran pemikiran bumi berubah sebagai hasil dari proses alami yang
ditemukan di planet yang hidup berkembang dan mataharinya. Sementara
penyebab pemanasan global masih kontroversial, kedua sisi setuju bahwa
perubahan bumi merupakan ancaman lingkungan yang nyata bagi dunia
sebagaimana yang Anda tahu.
3. Deforestasi
Ketika wilayah kehilangan keanekaragaman hayatinya, hal tersebut
menjadikan elemen lingkungan lainnya rentan. Deforestasi mengganggu
keseimbangan sistem ekologi alami di wilayah tersebut di mana hutan
telah ditebang. Produksi makanan dapat berdampak karena kekeringan dan
erosi yang langsung terkait dengan hilangnya hutan.
4. Kemunduran ozon
Bahan kimia dan polutan CFC (chlorofluorocarbons) diciptakan oleh
industri dan pertanian. Hal tersebut berdampak negatif terhadap lapisan
ozon. Kurangnya penegakan hukum yang ketat untuk mencegah penggunaan
campuran polutan tersebut. Selain itu, pemerintah dunia tetap
mengijinkan beragam polutan ke lingkungan menghalangi pemulihan lapisan
ozon.
5. Hujan asam
Hujan asam diciptakan dari kelebihan asam sulfur dan nitrit yang
dipompakan ke atmosfer, sungai, lautan, dan pulau. Sedangkan hujan asam
merupakan produk sisa proses salami pembusukan sayuran dan aktivitas
gunung berapi, krisis saat ini datang secara langsung dari pembakaran
bahan bakar bensin. Air menjadi racun ketika hujan asam bercampur dengan
lautan atau danau dengan kualitas menyerap yang menyebabkan air
menyerap tanah-berdasar aluminium dan meracuni tanaman air dan kehidupan
laut.
6. Zona mati di lautan
Sumber berbahaya akibat nitrogen berlebihan yang dibuang ke dalam
lautan dapat ditelusuri kembali ke praktek pertanian (pemupukan tanaman
pertanian, rumput, dan kerbun). Hasil tersebut telah menciptakan lebih
dari 160 zona mati di seluruh lautan dunia.
Ekosistem lautan tergantung dari proses organik bahan lautan yang
dikenal dengan fitoplankton, yang ditemukan pada permukaan lautan. Hal
ini akhirnya merusak dan penyaring bagian bawah lautan yang dipecah
lebih jauh oleh bakteri dasar laut. Proses tersebut disebut respirasi
bakteri.
Ketika terlalu banyak nitrogen yang diberikan ke fitoplankton seperti
tanaman yang dipupuk, akan menyebabkan kelebihan produksi. Bakteri
tidak mampu memecah plankton cukup cepat dan proses kimia yang
mengkonversi karbondiksida menjadi oksigen tidak dapat mengikuti.
Oksigen tersebut digunakan lebih cepat daripada dihasilkan. Plankton
tersebut tersedak keluar aliran air dan oksigen sehingga kehidupan
kelautan dan tanaman mati karena kekurangan oksigen.
7. Punahnya spesies
Tahun 2010, tingkat kehilangan yang diperkirakan lebih dari seribu
kali dari tingkat normal. Strategi pelestarian yang lebih baik dan
undang-undang diperlukan untuk menjaga spesies. Polusi yang disebabkan
manusia dan perambahan tanah oleh pengembang menyebabkan berkurangnya
tempat tinggal beragam mahluk hidup.
Kini saatnya, kita memperkecil dampak ancaman lingkungan di bumi ini demi generasi selanjutnya.
Sumber: matoa.org dari lovetoknow.com